
Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional 2023
Keragaman bahasa daerah adalah salah satu ciri khas Bangsa Indonesia. Namun walau memiliki ratusan bahasa daerah, ternyata ada beberapa diantaranya yang berada dalam kondisi kritis atau sangat terancam punah.
“Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik terbaru menunjukkan bahwa penggunaan bahasa daerah di kalangan penuturnya terutama dua kelompok generasi termuda mengalami penurunan yang signifikan,” hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Bapak E. Aminudin Aziz, pada acara FESTIVAL TUNAS BAHASA IBU (FTBI) Nasional 2023 yang resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bapak Nadiem Anwar Makarim, Senin, 13 Februari 2023.
Oleh karena itu maka bahasa-bahasa daerah harus tetap dilestarikan dan dicegah dari kepunahan sehingga tidak terjadi kehilangan kekayaan budaya, pemikiran dan pengetahuan yang tersimpan dalam khasanah bahasa daerah.
Pada acara ini juga menobatkan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Ibu Franka Makarim sebagai Bunda Bahasa Ibu. Apresiasi ini diberikan atas inisiatif dari komunitas pelestari bahasa daerah di seluruh Indonesia karena melihat kepedulian dari Ibu Franka Makarim ikut mensukseskan program pelestarian bahasa daerah.
Ibu Franka Makarim dalam tayangan video singkat berpesan bahwa untuk menjadi Pelajar Pancasila anak-anak Indonesia harus memiliki karakter berkebhinekaan global. Karakter ini dapat ditumbuhkan mulai dari lingkungan rumah yakni dengan membiasakan anak-anak kita berbahasa daerah dan mengajarkan keragaman bahasa dan budaya. Dengan ini anak-anak akan memiliki karakter toleransi dan cinta akan perbedaan.
Dalam sambutannya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bapak Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa dari 718 bahasa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tidak semua kondisinya terkategori aman. Oleh sebab itulah Revitalisasi Bahasa Daerah dilakukan untuk menyelamatkan bahasa-bahasa daerah dari kondisi kritis dan kepunahan.
Menurutnya Revitalisasi Bahasa Daerah yang telah dilakukan menggunakan pendekatan baru yang terdiri atas delapan aspek. Seperti, lebih fokus pada revitalisasi daripada pendokumentasian bahasa yang dilakukan melalui pembelajaran dan pendampingan berkelanjutan, partisipasi intensif seluruh pemangku kepentingan, dan model revitalisasi yang beragam menyesuaikan situasi di lapangan.
Oleh sebab itu, Bapak Nadiem mengajak seluruh pemangku kebijakan, seluruh komunitas, dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersemangat menggelar berbagai acara bahasa daerah sehingga semangat kearifan lokal terbakar lagi pada jiwa-jiwa anak muda.
Acara FTBI kali ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi X DPR RI, Ketua Bidang III DPD RI, National Officer for Education Unit UNESCO Jakarta Office, para gubernur dan bupati peraih penghargaan Revitalisasi Bahasa Daerah, Pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemendikbudristek, Para pendamping, guru, dan orang tua peserta, dari Dharma Wanita Persatuan Pusat diwakili oleh Ibu Atty Andi Maulana, Ibu Marnie Reydonnyzar Moenek, Ibu Retno E.P Setya Utama dan Ibu Djuwarijah Ma’ruf Cahyono