
Wanita Bahagia, Wanita Berjaya
Dalam rangka memperingati hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, Dharma Wanita Persatuan Pusat bekerjasama dengan ESQ Leadership Center menyelenggarakan training online, dengan tajuk “Wanita Bahagia, Wanita Berjaya”, Selasa 22 Desember 2020 dengan tujuan untuk membangun kekuatan mental dan karakter bangsa yang diawali dengan pendidikan di rumah oleh wanita/istri/ibu yang bahagia.
Diawali sambutan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Erni Tjahjo Kumolo “Setiap wanita dan semua orang pasti menginginkan keadaan yang berbahagia. Tertulis dan diatur dalam Al-Quran Nur Karim mengenai bagaimana cara meraih kebahagiaan – setidaknya ada 6 cara yaitu kita harus punya keyakinan bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan; selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan, ridha, sabar, dan tawakkal atas segala musibah; memaafkan orang lain jika melakukan kesalahan; menjauhi buruk sangka; menjauhi kebiasaan marah-marah ketika menghadapi atau tertimpa sesuatu dan mengurangi keinginan yang bersifat duniawi”.
“Seorang ibu mempunyai peranan yang luar biasa, selain sebagai seorang istri yang dapat menyejukkan hati suami dan sebagai ibu yang dapat mendidik anak-anaknya. Wanita Indonesia diharapkan dapat maju untuk memberikan kesejukkan bagi keluarga”, demikian disampaikan President ESQ Group, Dr (H.C) Ary S Ginanjar Agustian.
Materi pertama dibawakan oleh Ida S Widayanti, dikatakan bahwa anak yang lahir dari kondisi ibu yang berbahagia maka tidak akan mudah patah semangat. Kebahagiaan itu datangnya dari diri sendiri, untuk itu kita harus dapat merubah diri agar menjadi pribadi yang berbahagia. Dengan memilih bahagia mulai hari ini artinya kedepannya kita akan merasa bahagia.
“Peran perempuan dalam sebuah keluarga sangatlah penting, sebagai seorang ibu biasakan untuk berbicara menggunakan kalimat yang positif, jangan berbicara menggunakan kata-kata “anak lelet, anak malas” dan sebagainya yang mengandung pengertian negatif.
Sebagai istripun harus dapat selalu merubah pola pikir dari negatif menjadi positif, terlebih lagi di masa pandemi ini kasus perceraian semakin meningkat. Sebanyak 75 % yang mengajukan perceraian adalah perempuan” disampaikan oleh Nia Fiani