Hari TBC Sedunia
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menekankan pada acara webinar dalam rangka Hari TBC sedunia, Selasa (05/4-2022), masalah tuberkolosis benar-benar memerlukan peran serta dari masyarakat agar seluruh masyarakat peduli dengan penyakit ini sehingga Indonesia dapat bebas tuberkolosis.
Pada kesempatan ini, Ketua Umum OASE KIM sekaligus Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Ibu Erni Tjahjo Kumolo mengingatkan agar kita semua menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga, karena keberhasilan pencegahan dan penyembuhan penyandang TBC ini tidak datang dari pemerintah saja, peran keluarga sebagai fondasi awal harus juga dikuatkan.
Keluarga harus memberikan edukasi tentang tuberkolosis, memberikan motivasi sehingga keluarga yang sakit dapat melewati setiap kesulitan dalam pengobatannya, dan yang paling penting adalah dapat menerima kondisi yang dialami anggota keluarga yang menderita tuberkolosis, hal tersebut disampaikan Barita Ulina Sianturi, S.Psi.
Gejala TBC itu bermacam-macam dan wajib untuk diketahui masyarakat luas, menurut dr. Endang Lukitosari, MPH gejala itu adalah batuk (baik berdahak mau pun tidak berdahak), demam meriang, batuk berdahak bercampur darah, berat badan dan nafsu makan menurun selain itu juga terdapat nyeri pada bagian dada.
Selama ini stigma negatif terlanjur melekat, hal itu justru yang menyebabkan keengganan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tuberkulosis sehingga dapat memperburuk kondisi masyarakat yang ternyata menderita tuberkolosis.
Padahal penderita tuberkolosis bisa sembuh asalkan minum obat secara teratur dan dengan cara yang tepat, diminum saat perut dalam keadaan kosong, diberikan tepat waktu dengan dosis yang juga tepat.
Tuberkolosis dapat menular jika pasien berbicara, meludah mau pun batuk hal ini dikarenakan kuman-kuman yang berada di dalam paru akan menyebar ke udara, sehingga dalam waktu satu tahun maka 1 orang penderita TB dapat menularkan penyakitnya kepada 10 sampai 15 orang yang berada di sekitarnya, dijelaskan oleh dr. Faisal R. Matondang, Sp.P (K).