
Perubahan Perilaku dan Tindak Kekerasan pada Anak di Masa Pandemi COVID-19
Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini membawa dampak perubahan perilaku pada kita semua juga pada anak. Sehinga orang tua dituntut untuk mempunyai pola asuh yang tepat agar tercipta perilaku sehat pada anak baik secara fisik maupun mental.
Dharma Wanita Persatuan Pusat bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengadakan webinar dengan tema “Perubahan Perilaku dan Tindak Kekerasan pada Anak di Masa Pandemi COVID-19,” yang diselenggarakan Kamis, 29 Juli 2021.
“Tujuan diselenggarakan acara ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang pengasuhan yang baik dalam situasi pandemi COVID-19, memberi pengetahuan tentang bahaya praktek kekerasan pada anak dan dampaknya, juga untuk memberikan pengetahuan dalam upaya menjaga dan membentengi anak anak dalam berbagai macam bahaya dalam situasi pandemi COVID-19.” hal tersebut disampaikan oleh Ketua Panitia, Ibu Ririe Fakih.
Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Ibu Erni Tjahjo Kumolo mengatakan dalam sambutannya ”Selama pandemi COVID-19 angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tercatat mengalami peningkatan. Untuk itu diperlukan upaya memaksimalkan kerjasama sedini mungkin dan memperkokoh peran sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk dapat mengatasi pola hidup yang baru yang lebih sehat untuk menciptakan lingkungan yang sehat.”
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Bapak Nahar,SH,M.Si mewakili Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyampaikan kasus kekerasan anak dimasa pandemi sekarang ini tetap tinggi untuk itu upaya pencegahan kekerasan harus dimulai dari keluarga sebagai lingkungan terdekat anak, karena banyak kasus kekerasan yang terjadi dilakukan oleh orang terdekat, oleh karena itu penguatan peran dan fungsi keluarga perlu dilakukan.
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan Kementerian PPPA sebelum peringatan Hari Anak Nasional (HAN) adalah penyusunan Suara Anak Indonesia .Ditahun 2021 ada 12 butir Suara Anak Indonesia, diantaranya mengajak pemerintah dan masyarakat untuk mengoptimalkan edukasi, pengawasan serta penyebaran informasi layak anak, memohon kepada pemerintah, masyarakat juga keluarga untuk memberi ruang berpendapat kepada anak dalam segala aspek, mempertimbangkan serta merealisasikannya. Hal ini disampaikan oleh Belva Aulia dari Forum Anak Nasional.
Asdep Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan dan Lingkungan KPPPA, Ibu Rohika Kurniadi Sari sebagai salah satu narasumber menjelaskan bahwa keluarga menjadi role model yang baik bagi anak untuk membentuk karakter positif dan menumbuhkan kepedulian. Sebagai orang tua harus memastikan anak untuk mematuhi protokol 5 M, melakukan kegiatan positif dan produktif di rumah, vaksinasi untuk anak dan menciptakan iklim positif di rumah.
Bagaimanakah pola asuh yang patut disaat pandemi ? Bapak Irwan Rinaldi yang merupakan seorang ahli parenting menerangkan agar melakukan pola asuh demokratis, caranya dengan menjaga kesehatan anak, dampingi anak saat belajar, lakukan kegiatan bersama untuk mengatasi kebosanan dan menjalin komunikasi.
“ Anak-anak dan remaja menjadi salah satu kelompok yang rentas stres selama pandemi ini untuk itu diharapkan agar orang tua membantu mengatasinya dengan cara memberikan perhatian lebih, menjaga komunikasi dengan anggota keluarga lainnya,” demikian dijelaskan seorang Psikolog, Bapak Ginanjar Maulana.
Karena anak ingin perasannya didengar, dikenali, diterima, dimengerti juga dihargai. Selain itu kelola stres dengan praktis dengan cara mengakui emosi saat itu, membuang emosi energi negatif dengan menarik nafas panjang berkali-kali dan meminta emosi energi positif, lanjut Bapak Ginanjar lagi.